Sabtu, 06 Juni 2015

Coban Pitu atau Grojogan Pitu, Surga Tersembunyi Pujon Kidul

     Happy weekend, anda sudah pernah ke Malang? Mungkin bagi yang sudah pernah ke Malang tentunya pasti sudah pernah mendengar beberapa air terjun terkenal di Malang salah satunya Coban Rondo. Tapi tulisan saya sekarang tidak membahas Coban Rondo, melainkan air terjun lainnya yg letaknya tak jauh dari Coban Rondo, namanya Coban Pitu atau Grojogan Pitu. 

Air Terjun Grojogan Pitu, Surganya Pujon Kidul
      Banyak orang sering menyebutnya dengan Coban Sumber Pitu Pujon, tapi disini saya akan menyebutnya dengan Coban Pitu atau Grojogan Pitu saja. Hal ini karena di Malang terdapat dua air terjun yang bernama sama yaitu Coban Sumber Pitu namun lokasinya sangat jauh berbeda. Coban Sumber Pitu yang satu terletak di kecamatang Tumpang sedangkan yang satunya lagi di kecamatan Pujon Kidul yang jarak antar keduanya sangat jauh di ujung timur dan ujung barat. Jadi jangan sampai salah tempat ya. Oleh karena itu agar tidak rancu saya sebut saja namanya Grojogan Pitu Pujon. Grojogan Pitu ini tepatnya terletak di desa Tulung Rejo, kecamatan Pujon Kidul, kabupaten Malang. 

      Bagi anda yang ingin ke tempat ini dari kota Malang dibutuhkan waktu sekitar 30 menit hingga 1 jam tergantung kondisi jalan dan kecepatan berkendara. Arah yang dituju dari kota Malang adalah menuju ke Batu, selanjutnya dari Batu menuju ke arah Coban Rondo atau lebih tepatnya ke arah Patung Sapi Pujon, nah dari Patung Sapi ini anda tinggal ikuti jalan utama ke kanan sekitar 50 m nanti anda akan melihat Pos Ojek di kiri jalan, belok ke-kiri di Pos Ojek tersebut. Sekitar 5 km dari Pos Ojek ke barat akan anda temui petunjuk arah ke Grojogan Pitu. Langsung saja belok ke-kiri di petunjuk tersebut, hingga nanti anda akan menemukan Lapangan Bola dan Base Camp Capung Alas. Anda bisa parkir kendaraan anda di Base Camp Capung Alas ini lalu mendaftar di pos pendaftaran dengan biaya Rp. 15.000/orang. Setelah mendaftar anda bisa langsung melakukan tracking dari basecamp atau pada waktu tertentu diperkenankan menggunakan kendaraan sampai perkebunan warga. 

Track yang harus dilalui untuk sampai ke air terjun
     Selama perjalanan anda akan melewati perkebunan dan hutan warga yang bisa membuat mata anda segar karena sepanjang yang dilihat adalah hamparan tanaman berwarna hijau dan tanah yang coklat. Namun anda harus sedikit mempersiapkan diri karena perjalanan menuju ke air terjun tidaklah mudah, meskipun jalan dan penanda jalan sudah jelas namun jalur tracking cukup menguras tenaga karena banyak menanjak. Sehingga air minum adalah bekal yang wajib di bawa, jangan sampai anda kehausan atau dehidrasi. 

Pemandangan selama perjalanan menuju air terjun
       Perjalanan dari basecamp Capung Alas ke air terjun memakan waktu sekitar 2-3 jam tergantung kondisi dari masing-masing orang. Petunjukkan arah ke air terjun memang sudah jelas namun sekali lagi medan tracking yang menanjak benar-benar menguras tenaga salah satu medan yang sangat menanjak adalah disebuah perkebunan warga sebelum mencapai tempat peristirahatan I (tempat duduk yang dibuat dengan kayu yang diikatkan ke pohon). Jalur tracking di kebun ini sangat menanjak dan lumayan menguras tenaga apalagi kalau siang hari. 

Tanjakan yang cukup menguras tenaga sebelum sampai air terjun
       Namun setelah melewati kebun sayur ini anda dapat beristirahat sejenak di tempat yang sudah disediakan oleh pihak pengelola. Setelah beristirahat sejenak anda bisa melanjutkan lagi perjalanan ke air terjun. Dari sini perjalanan anda sudah tidak terlalu menanjak, namun jika anda merasa kelelahan anda bisa berhenti kembali di pos peristirahatan ke dua. Sebelum sampai di pos peristirahatan kedua ini anda akan disuguhkan pemandangan alam yang ciamik abis yang bikin anda selalu bersyukur pada Tuhan Yang Maha Esa. 

Pemandangan selama tracking menuju air terjun
Pemandangan selama tracking menuju air terjun
      Perjalanan dari pos peristirahatan II ke air terjun akan semakin extreme dan sangat menantang bagaimana tidak, anda akan melewati jalan setapak dengan disebelah kiri anda jurang yang cukup dalam. Tapi bagi saya itu sangat menarik, tapi harus selalu waspada dan hati-hati ya.

Hati-hati ada jurang yang cukup dalam
       Setelah melewati jalan setapak yang cukup extreme anda akan menuruni jalan setapak yang ujungnya akan langsung ke air terjun Tunggal. Saya sebut begitu karena air terjunnya cuma satu. 

Coban Tunggal, sebelum Grojogan Pitu
       Dari air terjun tunggal ini untuk menuju air terjun Grojogan Pitu tinggal sedikit lagi, anda tinggal naik sedikit dan akan terlihat keindahan air terjun Grojogan Pitu. Rasa lelah menanjak tadi akan terbayar. Namun ada sedikit perjuangan untuk sampai pada surganya Pujon Kidul ini. Jalur untuk ke Grojogan Pitunya nanjak abis coy... Tanjakannya punya kemiringan hampir 90 derajat bahkan perlu tali untuk naiknya tapi akhirnya sudah pasti tidak mengecewakan. 

Tangga untuk menuju ke Grojogan Pitu
Jalur menanjak harus menggunakan tali
Pemandangan Grojogan Pitu dari balik batang kayu tua
       Inilah dia air terjun Gerojogan Pitu Pujon Kidul Malang, segar dan dingin. Lelah selama tracking akan terbayar lunas setelah sampai pada puncak yaitu air terjun Gerojogan Pitu. Stunning banget.

Keindahan Grojogan Pitu Pujon Kidul
Kesegaran air Grojogan Pitu sangat menyejukkan
      Karena masih tergolong baru dibuka untuk umum, air terjun Gerojogan Pitu ini masih sangat bersih dan segar, oleh karena itu tolong jaga kebersihan tempat ini ya. LATAH TRAVELING BOLEH, TAPI SAMPAHNYA JANGAN LUPA DI BAWA PULANG!! PLEASE!!

       Sekian sedikit cerita yang dapat saya bagikan hari ini semoga bisa bermanfaat dan menambah tujuan wisata anda. 

Minggu, 31 Mei 2015

Memotret Bintang dan Milky Way (Gampang-gampang Susah)

     Ketika malam tiba, kita sering melihat ke langit dan banyak terdapat taburan bintang yang membuat langit begitu indah. Bagi para pengagum bintang dan langit, hal ini ibarat kanvas besar ciptaan Tuhan yang selalu memberi kejutan setiap harinya. Bumi kita berada di gugusan galaksi Bima Sakti, sehingga jika beruntung kita dapat melihat dan mengabadikan galaksi kita tersebut. Sering ada pertanyaan bagaimana cara mengabadikan galaksi Bima Sakti atau Milkyway bahkan tidak jarang ada yang bertanya bagaimana cara edit biar ada bintangnya. 

Milky way di Puncak Basundara Gunung Panderman
       Malam ini mumpung langit lagi cerah bisa anda coba foto bintang, untung-untung dapat foto Milky Way. Berikut akan saya berikan cara men-setting kamera agar bisa memfoto bintang di langit.

  • Langit Malam Cerah
      Sebelum memulai foto bintang di langit pastikan dulu keadaan langit, langit yang cerah adalah waktu yang tepat untuk mendapatkan foto-foto bintang. Karena jika langit dalam kondisi berawan atau mendung tentu anda tidak akan menemukan bintang dilangit. Mungkin ketika anda hanya ingin memfoto bintang saja tak masalah jika hanya langit cerah, namun bagaimana jika ingin memfoto Milky Way?

      Jika anda ingin memfoto galaksi Bima Sakti atau Milky Way anda perlu memperhatikan beberapa hal yang pertama letak atau lokasi bintang, karena kita tahu bumi kita selalu berputar terkadang Milky Way tidak akan terlihat dari tempat kita. Terdapat beberapa software untuk mengecek kondisi bintang seperti stellarium, sky guide, dan banyak lainnya yang dapat anda temui di app store. Di search-aja ya.

Sedikit Milky Way di Puncak Basundara
      Milky Way juga tidak akan terlihat ketika bulan purnama. Kenapa? Karena ketika bulan purnama ikut nimbrung cahaya akan mempengaruhi gelap terangnya langit sehingga akan susah mendapatkan Milky Way, bahkan bintang juga akan sulit kita temui. Jadi lebih baik jika memang anda ingin memfoto bintang ketika bulan purnama usahakan ketika bulan baru muncul sehingga malam akan lebih panjang. 

     Namun berdasarkan pengalaman saya untuk memfoto Milky Way bisa dilakukan mulai pukul 21.00 - 00.00 tengah malam atau ketika subuh mulai pukul 03.00 - 04.30 pagi. Bulan terbaik untuk memfoto Milky Way adalah pada bulan April sampai September dibagian selatan bumi.

  • Set Kamera ke Diafragma Terendah dan ISO Tinggi
       Pengaturan diafragma dan ISO sangat penting dalam memfoto bintang atau Milky Way. Pengaturan diafragma berguna untuk mengatur kecerahan begitu juga dengan pengaturan ISO, ketika pengaturan ISO ke angka rendah maka yang terlihat adalah langit gelap tanpa bintang. Ketika ISO terlalu tinggi maka tidak akan terlihat bintang namun hanya cahaya yang terang saja. Oleh karena itu rentang ISO terbaik untuk memfoto bintang atau Milky Way adalah 1600 - 3200.

Milky Way dengan f/4.0 ISO : 3200
Milky Way dengan f/4.0 ISO : 1600
     Sedangkan untuk bukaan diafragma yang digunakan untuk memfoto bintang atau Milky Way bukaan difragma yang digunakan adalah bukaan difragma terendah jika bisa serendah mungkin bisa f/2.8 atau f/3.0 namun kerena saya menggunakan lensa kit 18-55 mm bukaan yang dapat saya gunakan adalah f/4.0 jadi bisa disesuaikan dengan lensa yang digunakan. Namun yang pasti, pastikan settingan difragma yang digunakan adalah yang paling rendah angkanya.

  • Set Kamera pada Sutter yang rendah dan Infinity Fokus
    Untuk foto bintang atau Milky Way sutter speed juga harus diatur untuk mendapatkan hasil bintang yang masih berupa titik bukan membentuk garis. Berdasarkan pengalaman dan sumber dari beberapa blog dan buku sutter speed yang pas untuk digunakan adalah 30 detik atau dikamera biasanya tulisan 30". Kenapa 30 detik? karena pada waktu 30 detik ini bintang akan tetap terlihat sebagai titik, sedangkan jika lebih dari 30 detik maka bintang akan terlihat "berjalan" atau nampak seperti garis yang sering disebut light painting. 

Bintang di balik pepohonan (f/4.0 ISO: 1600 Sutter Speed: 30")
     Dalam menentukan sutter speed yang digunakan ada yang namanya rule-600. Jadi sutter speed maksimum yang diperbolehkan agar bintang tak bergerak adalah 600 dibagi dengan focal length lensa. Jadi kalau kita pakai lensa 18 mm, maka waktu maksimum adalah 600/18 = 33 detik. Sebenarnya engga terlalu akurat sih, but generally itu adalah rule of tumb-nya.

       Penggunaan Manual Fokus dalam mem-foto bintang atau Milky Way wajib hukumnya. Hehehe.. Kenapa saya bisa bilang begitu karena jika menggunakan Auto Fokus sampai pagi ga bakal kita dapatkan titik fokus yang pas. Jadi gunakan selalu Manual Fokus ketika mem-foto bintang, jika di lensa terdapat distance scale, bisa disetting ke mode infinity atau biasanya disimbolkan dengan angka delapan tengkurap (∞). Namun jika tidak ada  distance scale, seperti pada lensa 18-55mm, fokus saja pada benda terjauh yang bisa difokuskan atau dikira-kira saja.

  • Gunakan Alat Bantu Seperti Tripod dan Cable Release
     Dalam membuat foto dengan menggunakan sutter speed yang rendah atau lebih terkenal dengan sebutan Slow Speed wajib hukumnya menggunakan Tripod dan Cable Release. Kenapa saya bilang wajib karena ketika membuat foto dengan slow speed maka kamera akan membutuhkan waktu lama untuk mengcapture gambar, jika mengalami shake sedikit saja maka akan menyebabkan gambar atau foto menjadi blur atau kabur. Oleh sebab itu perlu Tripod untuk menopang kamera karena jika dipegang dengan tangan dalam waktu lama maka kemungkinan mengalami shake akan lebih besar. 

Foto yang agak shake karena tripod tidak berada pada tempat yang baik
    Selain menggunakan tripod kita juga harus menggunakan cable release ketika mengcapture gambar, hal ini karena jika kita menggunakan tangan untuk memencet tombol shooter maka kemungkinan besar akan membuat kamera mengalami shake dan foto akan kabur. 

      Apakah tidak ada cara lain untuk mengganti cable release? Bagi kita yang belum memiliki budget yang cukup untuk membeli cable release metode yang dapat digunakan agar tidak langsung menyentuh body kamera adalah dengan menggunakan timer. Dengan menggunakan Timer maka kemungkinan tangan kontak dengan kamera akan lebih sedikit dan kemungkinan gambar kabur karena shake akan lebih kecil

So, Bagaimana? Tertarik untuk mulai mem-foto bintang atau Milky Way? Atau masih ada yang kurang jelas bisa langsung ditanyakan melalui kolom komentar. Sekian sharing malam ini semoga bermanfaat.

Catatan : Settingan diatas juga dapat digunakan untuk memfoto lampu-lampu di kota dari atas gunung atau kombinasi foto bintang dan lampu kota dikala malam.

Pemandangan Lampu Kota Malang Ketika Malam Hari (f/4.5 ISO: 1600 Sutter Speed: 10.0")

Gunung Panderman, Kaki Sang Putri Tidur

     Happy sunday, lama tak berjumpa. Hari ini saya akan menulis satu tempat wisata bagi anda yang menyukai suasana pendakian tapi dengan waktu yang pendek namun semua jenis track pendakian akan anda temukan disini. Gunung tersebut adalah Gunung Panderman. Gunung Panderman adalah salah satu dari rangkaian tiga gunung (G. Butak (bag kepala) dan G. Kawi (bag dada)) yang membentuk suatu pegunungan yang jika dilihat dari kejauhan seperti seorang putri yang tidur dimana Gunung Panderman menjadi bagian kaki dari gugusan pegunungan Putri Tidur ini.

Pegunungan Putri Tidur  (sumber : http://candradityaa.blogspot.com/)
     Gunung Panderman sendiri adalah sebuah gunung yang terletak di Kota Batu, Malang. Gunung Panderman memiliki ketinggian 2.045 mdpl dan menjadi background kota Batu jika dilihat dari Alun-alun kota Batu. Keindahan Gunung Panderman juga dapat dilihat dari Paralayang Gunung Banyak kota Batu.

Pemandangan Gunung Panderman dari Paralayang Gunung Banyak Batu

       Untuk jalur pendakian ke gunung Panderman sebenarnya ada 2 jalur pendakian, namun saya akan share satu jalur pendakian yang umum digunakan dan merupakan jalur pendakian yang resmi. Jalur pendakian yang resmi adalah melalui jalur Toyomerto, Desa Pesanggrahan. Untuk menuju desa Pesanggrahan ini cukup mudah dari malang anda tinggal menuju ke arah Jatim Park 1 atau ke arah Museum Angkut kemudian nanti anda bisa belok ke kanan menuju jalan yang menurun di depan Museum Angkut. Setelah sampai pada makam pahlawan anda bisa belok ke kiri sampai menemukan gapura dengan tulisan "Wisata Gunung Panderman". Dari gapura tersebut anda tinggal mengikuti jalan aspal yang akan mengantar anda sampai pada lokasi parkir kendaraan. Selama perjalanan anda akan mendapati jalan yang menanjak yang cukup panjang dan harus berhati-hati jika tidak ingin kendaraan anda berhenti di tengah jalan. Untuk parkir kendaraan anda akan dikenakan biaya Rp. 5000/motor/hari. Selanjutnya anda harus berjalan kaki ke atas hingga menemukan pos Pendaftaran disini anda akan dikenai biaya sebesar Rp. 3000/orang. Setelah mendaftar anda bisa melanjutkan perjalanan ke Pos 1 (Sumber Air Terakhir). Di Pos 1 adalah tempat anda menemukan sumber air terakhir setelah itu anda tidak akan menemukan sumber air lagi, oleh karena itu anda harus bijak menggunakan air selama perjalanan jika tidak ingin kekurangan air selama perjalanan ke puncak.

Pos 1 (Pos Sumber Air) tempat terakhir sumber air
     Dari pos 1 perjalanan dilanjutkan ke pos 2 (Pelataran Ombo) perjalanan ke pos 2 dapat dilalui melalui 2 jalur. Jalur pertama melalui jalan tanah di melewati perkebunan dan anda akan menjumpai aliran sungai kecil yang dapat anda gunakan sebagai sumber air menuju ke puncak. Jalur pertama perjalanan yang akan anda lalui akan lebih menanjak dibandingkan dengan jalur ke dua namun jaraknya lebih pendek, sedangkan untuk jalur ke dua anda dapat melewati jalan yang telah dipaving menuju arah hutan pinus yang rindang namun jalan yang dilalui sedikit memutar. Untuk jalur kedua bagi anda yang baru pertama kali ke Panderman disarankan untuk lebih berhati-hati karena meskipun jalannya lebih mudah namun penunjuk arahnya kurang dan banyak terdapat jalan-jalan setapak yang digunakan oleh petani sekitar yang membuat anda bingung. Saran saya lebih baik mengajak orang yang pernah mendaki sebelumnya.

Perjalanan ke Pos 2 (Pelataran Ombo) melewati semak

Pos 2 Gunung Panderman (Pelataran Ombo)
     Di pos 2 (Pelataran Ombo) anda bisa beristirahat sejenak sambil menikmati hawa pegunungan dan kalau beruntung bisa melihat gunung Arjuno-Welirang. Setelah beristirahat perjalanan bisa dilanjutkan menuju ke pos 3 (Watu Gede) dengan tracking yang mulai menanjak dan akan banyak menemui bongkahan-bongkahan batu besar. Hingga sampai pada sebuah batu besar menyerupai gunung, inilah pos 3 Watu Gede.

Pos 3 Gunung Panderman (Watu Gede)
     Perjalanan dari pos 3 (Watu Gede) menuju Puncak Basundara (Puncak Gunung Panderman) akan semakin menanjak dengan jalan tanah dengan kemiringan hampir 75 derajat, serta akan banyak ditemui pohon-pohon yang roboh menghalangi jalan. Di track inilah yang paling menguras tenaga, apalagi bagi anda yang membawa carrier dan tenda pasti akan semakin terasa berat dalam mendaki. Setelah melewati jalan yang terdapat pohon roboh maka anda akan menemui jalan yang lebih datar dan anda bisa bernafas lega disini. Namun tenang saja rasa lelah yang anda rasakan akan tidak terlalu terasa karena pemandangan diseberang jurang sangat indah.

Perjalanan menuju puncak dari Pos 3 banyak pendaki yang kesulitan disini

Pohon tumbang yang menutupi jalan akan semakin membuat pendakian terasa berat

Setelah berjuang untuk mencapai puncak, semua akan terbayarkan dengan pemandangan yang bisa kita lihat diatas. Nama puncak gunung Panderman adalah Puncak Basundara, dari puncak ini bisa kita lihat gunung Arjuno - Welirang dan juga gunung Semeru. di puncak juga kita bisa temui kera ekor panjang (Macaca fascicularis) yang merupakan binatang endemik gunung Panderman. Ketika malam hari jika beruntung kita bisa melihat pemandangan lampu kelap-kelip kota Batu dan Malang serta juga dapat melihat ribuan bintang dilangit dan Milkyway (Galaksi Bimasakti). Sebuah pemandangan yang tak akan bisa kita temui di Mall. 

Puncak tertinggi gunung Panderman (Puncak Basundara)

Pemandangan Gunung Arjuno-Welirang dari Puncak Basundara

Kera ekor panjang (Macaca fascicularis) hewan endemik gunung Panderman

Pemandangan Kota Malang dari Puncak Gunung Panderman

Langit di Puncak Gunung Panderman dengan pemandangan Milkyway

     Sekian info tentang jalur pendakian di gunung Panderman, semoga bisa bermanfaat bagi anda yang masih bingung memilih liburan dimana. Terakhir saya berharap bagi siapapun yang akan melakukan suatu perjalanan liburan kemanapun saya harap selalu bawa kembali pulang sampah anda agar alam selalu terjaga kebersihannya. My Trip My Adventure.

Senin, 13 April 2015

Pura Kelasa dan Kolam Awet Muda di Taman Narmada Lombok

      Setelah dari Jawa Timur kita kembali ke pulau Lombok untuk berwisata sejarah. Pulau Lombok ternyata menyimpan banyak cerita legenda, mitos dan kerajaan yang menjadi latar belakang dari suatu tempat atau lokasi wisata. Salah satunya adalah Taman Narmada yang telah dibangun sejak tahun 1805 oleh Raja Mataram Lombok saat itu yaitu Anak Agung Ngurah Karangasem. Pada awal dibangunnya Taman Narmada diperuntukkan untuk kegiatan upacara Pakelem atau tempat memohon keseimbangan dunia, selain itu juga Taman Narmada juga digunakan sebagai tempat peristirahatan para Raja dan keluarga raja dari kerajaan Mataram Lombok. Nama Narmada sendiri diambil dari nama sungai suci di India. Menurut beberapa sumber, pembangunan Taman Narmada dibuat menyerupai kondisi yang ada di puncak Gunung Rinjani. Sebagai puncak tertinggi dari Taman Narmada dibangun sebuah pura yaitu Pura Kelasa dengan bentuk bangunan menyerupai punden berundak dan merupakan salah satu pura tertua di Lombok. Di desain menyerupai kondisi dari gunung Rinjani, maka untuk menuju pura Kelasa anda harus melewati puluhan anak tangga. 

Pura Kelasa sebagai puncak dari Taman Narmada yang mengadopsi suasana puncak Gunung Rinjani
   Taman Narmada tidak hanya memiliki pura saja, layaknya taman pada umumnya di Taman Narmada ini juga dapat kita jumpai beberapa kolam air yang oleh masyarakat sekitar dipercaya dapat membuat orang yang mandi atau membasuh muka dengan air di kolam tersebut menjadi awet muda. Tidak heran apabila banyak pengunjung yang sering memadati pemandian di taman Narmada. Selain kolam pemandian juga terdapat beberapa kolam yang juga menambah keindahan dari taman Narmada. 

Salah satu kolam di Taman Narmada yang menjadi daya tarik wisatawan

   Sebagai lokasi wisata Taman Narmada termasuk objek wisata yang tidak terlalu sulit untuk ditemukan, hal ini karena pada zaman kerajaan digunakan sebagai tempat peristirahatan raja sehingga dibangun di dekat pusat kota. Secara geografis Taman Narmada berlokasi di desa Lembuah, kecamatan Narmada, kabupaten Lombok Barat. Berjarak sekitar 10 km ke arah timur kota Mataram taman Narmada dapat ditempuh dengan waktu sekitar 20 menit dengan menggunakan kendaraan pribadi.

    Demikian info yang dapat saya berikan mengenai Taman Narmada Lombok, bagi yang liburan ke Lombok dan tertarik dengan wisata sejarah mungkin tempat ini bisa menjadi salah satu referensi liburan anda. Semoga info ini bermanfaat, apabila terdapat kesalahan atau informasi yang kurang bisa meninggalkan kritik dan saran pada kolom komentar. Have a nice trip, SALAM BAWA KEBALI SAMPAH KITA. My Trip My Adventure. 

Minggu, 12 April 2015

Pantai Goa Cina, Gugusan Pulau Karang dan Laut Biru yang Menawan

      Menikmati hari minggu sangat menyenangkan apabila dinikmati bersama dengan keluarga atau teman dengan berkunjung ke tempat wisata seperti pantai atau air terjun. Hmm.. mungkin informasi tentang tempat wisata yang akan saya berikan ini sudah agak terlambat, karena hari minggu sudah menjelang sore. Tapi tak masalah, mungkin informasi ini bisa teman-teman gunakan sebagai referensi untuk liburan weekend selanjut. Hari ini saya akan menulis informasi tentang wisata Pantai Goa Cina yang menurut saya adalah salah satu pantai terbaik di Malang selain Balekambang (sudah saya share) dan beberapa pantai lainnya. Pantai Goa Cina adalah sebuah pantai di pesisir selatan yang berlokasi di desa Sitiarjo, kecamatan Sumbermanjing Wetan, kabupaten Malang. Nama asli dari pantai ini adalah Pantai Rowo Indah, namun karena pada sekitar 20 tahun yang lalu pernah terjadi peristiwa hilangnya seorang petapa dari Cina yang menghilang secara misterius setelah bertapa di sebuah goa di pantai ini maka sejak saat ini pantai ini jadi lebih terkenal dengan naman Pantai Goa Cina (sumber: id.wikipedia.org/wiki/Pantai Goa Cina/). Di pantai ini terdapat tiga (3) gugusan pulau karang besar dan beberapa pulau karang kecil. Ketiga pulau tersebut adalah pulau Bantengan, pulau Nyonya dan pulau Goa Cina. Di pulau Goa Cina inilah terdapat goa tempat menghilangnya petapa cina tersebut.

Pulau Goa Cina yang terdapat goa tempat bertapanya seorang petapa cina
     Layaknya pantai selatan lainnya, pantai Goa Cina juga memiliki ombak laut yang cukup liar. Bahkan yang paling unik di antara pula Bantengan dan pulau Nyonya terdapat persimpangan gelombang laut dari tiga penjuru arah yang menyebabkan semakin liarnya ombak di pantai ini, oleh karena itu juga kita tidak menemui adanya kapal nelayan yang bersandar di pantai ini. Ombak di pantai Goa Cina yang cukup besar terutama ketika pasang terkadang bisa mencapai ke pinggir pantai sehingga bagi yang berkunjung ke pantai ini sangat tidak disarankan untuk mandi, hanya diperbolehkan untuk bermain air dipinggiran pantai saja, itupun tetap harus berhati-hati agar tidak terseret ombak pantai yang cukup besar. 

Gelombang laut yang cukup besar dan ganas, sangat tidak dianjurkan untuk mandi di lautnya
     Bagi yang ingin bermain air saran saya lebih aman dilakukan dipantai dibagian belakang pulau Goa Cina karena pantai di bagian belakang pulau ini lebih luas dan gelombang airnya juga tidak terlalu besar, tetapi ingat harus selalu berhati-hati dan JANGAN MANDI karena sangat BERBAHAYA. Sekedar menikmati pemandangan pantai saja tidak akan rugi karena anda akan dimanjakan oleh perpaduan warna biru air dan langit serta warna hijau dari pulau-pulau karang yang ada, dibandingkan mencoba untuk mandi dengan resiko yang cukup besar. Di pinggiran pantai banyak terdapat pohon-pohon yang rindang yang dapat digunakan untuk tempat berteduh sambil menikmati keindahan alam ciptaanNya. Bagi yang merasa lapar juga dapat menikmati berbagai hidangan yang ada di warung-warung yang banyak berjejer disekitar pantai. 

Pantai di belakang Pulau Goa Cina yang ombaknya tidak terlalu besar

      Bagi yang ingin berkunjung ke pantai Goa Cina saya juga akan share rute yang dapat digunakan. Terdapat dua rute yang dapat digunakan untuk menuju tempat ini dengan estimasi waktu yang cukup berbeda. Rute pertama lewat kecamatan Gedangan dengan estimasi waktu sekitar 2-2,5 jam namun jalannya masih berupa batu lepas yang cukup licin sehingga perlu berhati-hati. Jika anda ingin menggunakan rute ini anda bisa mulai dari Malang, selanjutnya menuju ke kecamatan Gondanglegi, di traffic light pasar Gondanglegi ambil jalan ke kiri kemudian langsung belok ke kanan. Ikuti terus jalannya hingga sampai pada kecamatan Gedangan, setelah sampai kecamatan Gedangan ambil ke arah desa Sidodadi setelah masuk desa Sidodadi anda tinggal lurus saja hingga nanti anda sampai di depan Pantai Bajul Mati, disana anda tinggal belok ke kiri sekitar 2 km dari sana ada tanda jalan ke kanan yang menunjukkan arah ke pantai Goa Cina. 

Kumpulan beberapa batuan karang menambah keindahan pantai Goa Cina
      Rute jalan kedua anda bisa menggunakan patokan arah ke Pantai Sendang Biru. Dari Malang anda berjalan menuju arah kecamatan Bululawang sampai anda menemukan traffic light  satu-satunya di Bululawang, disana ada petunjuk arah juga yang menunjukkan Pantai Sedang Biru belok kiri dari traffic light tersebut. Ikuti saja yang menuntun arah ke Pantai Sendang Biru, hingga terakhir anda akan menemukan persimpangan dimana jalanan yang lurus menuju pantai Sendang Biru sedangkan jalan yang ke kanan arah ke Pantai Bajul Mati. Ambil arah ke kanan, ikuti jalan tersebut hingga nanti anda akan menemukan jembatan Bajul Mati yang bangunannya cukup megah. Sekitar 2 -3 km dari jembatan tersebut anda akan menemukan papan nama Pantai Goa Cina lalu anda tinggal belok ke kiri. Estimasi waktu untuk rute kedua ini adalah sekitar 2,5 jam - 3 jam, namun jalanan cukup mulus. Tinggal anda yang memilih untuk menggunakan rute mana. Sedangkan untuk tiket masuk ke pantai ini cukup murah yaitu sekitar Rp 5.000,-/orang dan Rp 4.000,-/motor, dan anda akan dimanjakan dengan pemandangan yang tak pernah anda temui di pantai lainnya. Menurut beberapa sumber di Pantai Goa Cina ini juga kita dapat menemukan sunrise dan sunset  yang sangat menawan, sayangnya saya tidak sempat menikmatinya karena keterbatas waktu. Tapi saya akan berbagi beberapa foto bukti keindahan pantai Goa Cina.

Pantai Goa Cina in frame cabang pohon, sangat menawan
      Demikian info yang dapat saya berikan tentang pantai Goa Cina, semoga bisa menjadi referensi bagi anda yang ingin menikmati liburan baik dengan keluarga atau teman-teman khususnya bagi yang ada di daerah Malang dan sekitarnya. Semoga infonya bermanfaat, jika ada kesalahan atau kekurangan info bisa menghubungi lewat contact yang telah saya berikan di blog atau lewat kolom komentar. Have a nice trip, SALAM BAWA KEMBALI SAMPAH KITA. My Trip My Adventure. 

Sabtu, 11 April 2015

Air Terjun Aling-Aling Desa Sambangan, Paradise Fallnya Buleleng

      Happy weekend all, weekend ini udah ada rencana perjalanan liburan kemana nih? Bagi yang udah punya rencana selamat menikmati weekend ya, tapi bagi yang belum punya referensi mau kemana weekend ini bisa memasukkan Air Terjun Aling-aling sebagai salah satu tujuan wisata khusunya bagi kalian yang berada di seputaran Buleleng-Bali atau yang sedang liburan di Bali. 

Air Terjun Aling-aling, Paradise Fall,nya Buleleng
      Air terjun Aling-aling adalah salah satu air terjun yang cukup tinggi yang dimiliki oleh kabupaten Buleleng. Air terjun Aling-aling tepat berada di desa Sambangan, kecamatan Sukasada, Buleleng-Bali. Air terjun Aling-aling memiliki ketinggian air terjun sekitar 35 m. Air terjun ini memiliki keunikan tersendiri dibandingkan air terjun lain pada umumnya. Berasal dari satu aliran sungai, air terjun ini memiliki dua aliran air yang berbeda yang terpecah pada bagian puncak air terjun dengan debit air yang berbeda. Bagian air terjun sebelah kiri memiliki debit air lebih kecil dibandingkan dengan air terjun yang bagian kanan. Tanaman merambat dan pepohonan yang rindang dibagian kanan dan kiri yang mengelilingi air terjun menambah keindahan air terjun ini. Pada bagian bawah air terjun terdapat cekungan (orang bali menyebutnya tibuan) yang cukup dalam yaitu sekitar 4 m. Bagi anda yang suka mencoba hal extreme anda bisa mencoba melompat, berenang dan berendam dicekungan ini. Saran saya tetap hati-hati karena banyak batu dibagian bawah cekungan air tersebut dan arus air bisa berubah sewaktu-waktu. 

Air Terjun Aling-aling yang unik pada aliran airnya
    Untuk menuju air terjun Aling-aling, bagi anda yang berlokasi diseputaran Singaraja dan sekitarnya anda bisa menuju ke arah SMA N 2 Singaraja, lurus ke arah selatan hingga menemui Balai Desa Sambangan selanjutnya belok kiri dan ikuti saja jalan hingga nanti menemukan SD (maaf saya lupa SD berapa) tapi yg jelas setelah SD tersebut ada jalan menanjak yang cukup curam, sekitar 500 m dari SD tersebut disebelah kiri jalan adalah tempat parkir dan loket untuk masuk ke air terjun. Sedangkan bagi anda yang dari arah Denpasar, bisa melalui jalan Denpasar-Singaraja hingga sampai pada terminal Sangket-Sukasada. Ikuti jalanan ke arah barat yang menurun hingga menemui jembatan Sangket ikuti terus jalan tersebut hingga anda melihat Balai Desa Sambangan belok ke kiri, selanjutnya sama dengan arah yang telah saya jelaskan sebelumnya. Tiket masuk ke air terjun berubah-ubah kadang Rp 5.000,-/org kadang juga hanya memberikan seiklasnya pada kotak yang telah disediakan.

        Dari tempat anda memarkir motor, untuk menuju air terjun anda harus tracking  sekitar 500 m untuk mencapai air terjun ini. Tracking akan melewati areal persawahan dan beberapa sungai kecil yang memanjakan mata sehingga anda tidak akan merasa capek atau jenuh selama perjalanan. 

Sungai kecil sebelum masuk ke air terjun
      Setelah melewati sungai kecil anda akan melewati ladang yang selanjutnya menuntun anda sampai pada jejeran anak tangga yang harus anda turuni. Tetap hati-hati selama menuruni anak tangga karena beberapa anak tangga ada yang licin. Setelah menuruni beberapa anak tangga anda akan menemui tanah datar yang terdapat semacam gazebo (istilah bali sekepat) yang pemandangannya langsung ke air terjun anda bisa foto-foto disini. Tapi kurang afdol rasanya kalo ke air terjun tapi tidak langsung turun ke air terjunnya. Menuju ke bawah air terjun anda harus melewati ratusan anak tangga yang cukup curam, selalu hati-hati ketika berjalan. Mungkin bagi beberapa orang yang jarang tracking perjalanan ini pasti sangat melelahkan, tapi jangan takut setelah anda sampai dibawah anda akan disuguhi beberapa pemandangan yang sangat memikat. Terdapat aliran sungai yang jernih, sungai yang membentuk semacam kolam dan beberapa air terjun kecil. Hal ini akan menenangkan otak dan jiwa anda.

Air Terjun kecil sebelum menuju air terjun utama

Aliran sungai dari air terjun Aling-aling yang jernih

Aliran sungai yang membentuk kolam, sangat menarik hati
      Bagi anda yang belum puas dengan air terjun Aling-aling saja, disekitar air terjun aling-aling juga terdapat beberapa air terjun lainnya yang juga memiliki keindahannya masing-masing. Beberapa air terjun itu diantaranya adalah Air Terjun Cemara, Air Terjun Dedari dan Air Terjun Kroya. Saat ini wisata air terjun Aling-aling sudah berkembang dan dikelola sehingga ada beberapa wahana wisata yang bisa anda nikmati untuk biaya menikmati wisata tersebut berdasarkan dari masyarakat sekitar menyebutkan harganya berbeda-beda tergantung paket yang diambil mulai dari puluhan ribu hingga ratusan ribu.

     Demikian informasi yang dapat saya berikan mengenai Air Terjun Aling-aling. Bagaimana apakah anda sudah ada refensi untuk weekend minggu ini? Semoga informasi ini bermanfaat, jika ada kesalahan atau kekurangan info mohon dishare di kolom komentar dibawah. Have a nice trip dan SALAM BAWA KEMBALI SAMPAH KITA. My Trip My Adventure.

Jumat, 10 April 2015

Pantai Balekambang dan Pura Ismoyo, Keindahan Tanah Lotnya Malang

       Setelah pada postingan sebelumnya saya share info tentang pura di Lombok yang menyerupai pura Tanah Lot di Bali. Jawa Timur khususnya Kabupaten Malang juga memiliki tempat wisata serupa. Tepatnya pura ini berada di Pantai Balekambang yang berlokasi di dusun Sumber Jahe, desa Srigonco, kecamatan Bantur, kabupaten Malang. Pantai Balekambang terbentang dengan indah dimana terdapat karang laut sepanjang 2 km dan memiliki lebar 200 m ke laut (sumber: www.eastjava.com). Adanya karang laut ini membuat kondisi gelombang dibagian tepi pantai lebih tenang sehingga cukup aman untuk dimanfaatkan sebagai tempat wisata air atau sekedar mandi. Tanda jika kita berada di Pantai Balekambang ditandai dengan adanya tiga pulau karang yang diberi nama tokoh pewayangan yaitu Pulau Anoman, Pulau Wisanggeni dan Pulau Ismoyo. Berada tepat diatas pulau Ismoyo adalah Pura Luhur Amertha Jati atau Pura Ismoyo yang berdiri megah dan dihubungkan oleh sebuah jembatan dari pulau lainnya. Dengan kondisi tersebut sepintas kita akan ingat dengan pura Tanah Lot di Bali. 

Pura Luhur Amertha Jati, Pantai Balekambang, Malang

          Berbeda dengan pura-pura di Bali, pura Luhur Amertha Jati atau pura Ismoyo ini sepintas lebih mirip sebuah candi karena candi bentar (pintu masuk) dibuat dengan menggunakan patu hitam semacam candi. Namun diluar itu semua pura ini menjadi suatu daya tarik yang sangat menawan, kecantikan dan pesonanya semakin memikat terutama ketika matahari mulai terbenam. Suasana hening disertai dengan deburan ombak pantai selatan menambah suasana magis dari pura ini dan membuat umat yang sembahyang mejadi lebih tenang. 

Megahnya Pura Luhur Amertha Jati, Balekambang-Malang
        Biasanya kunjungan wisatawan akan sangat membludak ketika menjelang hari raya Nyepi untuk umat Hindu. Biasanya 3 hari menjelang hari Raya Nyepi akan ada upacara Jalanidhi Puja atau lebih dikenal dengan upacara Melasti. Dalam upacara ini biasanya akan berkumpul umat Hindu se-Malang Raya untuk melaksanakan upacara pembersihan diri dan alat-alat pura sebelum masuk upacara Nyepi. Pada saat upacara Jalanidhi Puja/Melasti dilakukan juga akan ada ritual Larung Jolen yaitu suatu ritual melarung persembahan buah, palawija dll sebagai imbol rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan untuk mengusir atau menghilangkan keburukan pada masa selanjutnya. Selain umat Hindu ketika ada kegiatan ini akan banyak wisatawan baik dari lokal atau mancan negara yang akan berkunjung untuk menikmati suatu kearifan lokal yang masih terjaga sehingga bisa menjadi suatu ikon pariwisata bagi kabupaten Malang.

Upacara Jalanidhi Puja di Balekambang
Larung Jolen saat Upacara Jalanidhi Puja, Pantai Balekambang

       Meskipun letak pantai Balekambang cenderung dipelosok namun fasilitasnya cukup lengkap terdapat beberapa homestay yang ditawarkan didekat pantai. Namun untuk menuju tempat ini kita harus menggunakan kendaraan pribadi karena belum ada kendaraan umum untuk mencapai lokasi. Tapi tenang saja bagi traveler yang tidak membawa kendaraan pribadi di kota Malang cukup banyak terdapat penyewaan motor atau mobil 24 jam yang mungkin bisa digunakan, atau juga bisa menyewa jasa tour (kalo membawa uang lebih). Dari kota Malang untuk menuju pantai Balekambang membutuhkan waktu tempuh sekitar 2 jam (jarak Malang-Balekambang 65 km) kearah kecamatan Gondanglegi, setelah menemui Pasar Gondanglegi belok ke kanan, selanjutnya belok ke kiri pada pertigaan pertama, setelah itu tinggal ikuti jalan, tak usah takut nyasar karena dalam perjalanan sudah banyak papan penunjuk arah ke pantai Balekambang. Untuk biaya masuk cukup murah yaitu sebesar Rp 10.000,-/orang dan Rp 1.000,-/motor dan Rp 5.000/mobil sedangkan untuk parkir motor didalam dikenai biaya yaitu Rp 5.000,-/motor. 

Pemandangan Pantai Balekambang dari Pura Amertha Jati

         Karena pantai Balekambang masih cukup asri, dimohon bagi para pengunjung tidak membuang sampah secara sembarangan, utamanya sampah plastik. Sekian informasi yang dapat saya berikan mengenai pantai Balekambang, apabila terdapat informasi yang salah atau kurang dapat menuliskan pada kolom komentar dibawah. Semoga tulisan ini bermanfaat, Have a nice trip, SALAM BAWA PULANG KEMBALI SAMPAH KITA. My trip My Adventure.